IHSAN
1.
Ihsan adalah
seperti yang ditunjuk oleh Nabi Muhammad saw.
ﺍﻥﺘﻌﺑﺪﺍﷲ
ﻜﺎ ﻨﻚ ﺗﺮﺍﻓﺎﻥﻟﻡ ﺗﻜﻥ ﺗﺮﺍﻩﻓﺎﻨﻪ ﻴﺮﺍﻚ
“Engkau menyusun gerak kehidupan ini
semata-mata menurut Ilmu Allah dalam
kondisi seakan-akan engkau itu melihat sendiri, namun andaikata tidak mampu
untuk melihatnya – sebab memang tak akan mampu – maka sadarilah bahwa Allah itu
senantiasa mengawasimu menurut Ilmu-nya yang telah dilimpahkan kepadamu”.
2.
Diatas dasar
perumusan hadits tadi, menjelaskan kepada kita yang diistilahkan dengan ihsan
itu ialah total aktivitas yang seindah-indahnya yang semata-mata menisfestasi
Ilmu Allah. Dalam penerapan Ilmu – mana, manusia Muhsin itu penuh dengan
kegairahan, ketelitian, keindahan dan rasa tanggung jawab, kerana ia merasa
dikontrol oleh langsung pemberi ilmu itu
sendiri yakni Allah. Baik gerak pengolahan dunia fisika maupun sesama manusia
itu sendiri.
3.
Dengan demikian
kedudukan ihsan adalah TUJUAN, artinya satu kondisi yang stabil yang titik
beratnya terletak pada kenyataan objektif, dimana seluruhnya itu merupakan menisfestasi dari
kebulatan “tau dan mau” menurut gambaran murni Ilmu Allah yang dijembatani oleh
pembinaan Islam sebagai pembinaan stabilasasi disiplin.
Manusia
muhsin bukan saja mempunyai keterampilan di dalam penuangan Ilmu-Nya Allah,
tapi seiring sejalan dengan itu yakni dalam segala aktivitasnya, ia senantiasa
menyadari dengan sepenuhnya bahwa disamping itu semua ada satu lagi unsur yang
lainnya yakni Allah yang ia sadari dan ia rasakan sebagai satu-satunya maha
pengintai dan maha pengontrol.
Al-Qur’an
surat Al-Mujadalah 7
“Tidak-kah kamu dari bahwa sesungguhnya
Allah-lah yang maha mengetahui segala sesuatu yang ada diangkasa dan segala
sesuatu yang ada dibumi. Tidak ada satu percakapan yang dilakukan oleh tiga
atau lima orang yang bisa keluar dari pengontrolan dan pengawasan Allah, karena
itu ia merupakan ke empat atau ke-enam-nya dan seterusnya, karena ia senantiasa
bersama mereka dimanapun mereka bersama”.
Dengan
kata lain, manusia muhsin adalah manusia yang seluruh pamrih dirinya direlakan
untuk diatur oleh Allah, ya’ni dengan melakukan segala aktifitas kehidupan yang
setepat-tepatnya menurut Ilmu Allah dan Sunnah Rasul.
Demikianlah
sidang pembaca, telah dibawa tadi kedalam pengertian Dinul Islam secara global
dengan sedikit tambahan dalam uraian yang perlu diketahui dan difahami
sebaik-baiknya untuk memberikan “arti maksud dan tujuan” dari laku-laku
perbuatan kita sehari-hari sebagai pembinaan manusia Muslim yang semuanya
mengandung keindahan dan kemanfaatan bagi dirinya pribadi dan juga
manusia-manusia diluar dirinya.
Tatacara
kehidupan sehari-hari dari mulai kita lahir sampai masuk keliang lahad,
kemampuan telah diatur secara lengkap oleh syari’at Islam dan diluar
“Arkanudin” (Iman, Islam dan Ihsan) yang kita bahas tadi, adalah merupakan
tatalaku pembuatan yang lebih banyak lagi, namun kesemuanya itu adalah
merupakan laku perbuatan pancaran dari seorang manusia Muslim, Mukmin dan
Muhsin.
Al-Qur’an
surat Lukman 22 menjelaskan
“Dan barang
siapa yang menyerahkan pandangan hidup kepada ketentuan Ilmu Allah menurut
Sunnah Rosul disertai yakni yang seluruh pamrihnya diatur oleh Ilmu Allah, maka
sesungguhnya dia telah berpegang kepada satu kekuatan utuh tak terputuskan”.
Al-Qur’an
surat Al-Baqarah 112 menegaskan :
“(Orang-orang
Yahudi dan Nasrani beranggapan, bahwa tatacara hidup mereka kalah mampu
menghantarkan manusia kedalam kehidupan Jannah). ……tapi sebenarnya tidaklah demikian…..hanya
manusia-manusia yang menyerahkan pandangan hidupnya untuk diatur oleh Ilmu Allah-lah
dengan bertingkah laku indah menurut Ilmu yang bakal mendapat nilai tiada
bandingan yang diberikan Allah, yaitu tanpa pernah merasa gentar dan khawatir”.
Dengan
pembuktian mengenai ihsan yang merupakan tujuan
hidup ini,maka dapat pula kita ambil satu kesimpulan, bahwa apa yang apa
yang disebut dengan ihsan itulah dia “ibadat”, ya’ni total aktivitas manusia
khalifah Allah di permukaan bumi dengan landasan ‘Ilmu (Al -Quran dan
sunnat rasu) yang menjadi landasan
geraknya dan islam sebagai Tehnik untuk membina dirinya agar menjadi Muhsinun.
Komentar